Seperti kata pepatah, semakin tinggi pohon, maka semakin kencang
anginnya.. yaa pepatah itu pula yang menggambarkan tim tersukses di
INDONESIA dengan raihan juara terbanyak (10 kali) yaitu PERSIJA JAKARTA.
PERSIJA
JAKARTA dengan segala prestasi dan nama besarnya kini tengah mengalami
sesuatu yang tidak lazim. Yaa sesuatu yang tidak lazim tersebut adalah
adanya sekelopok orang yang mengaku-akui sebagai pemilik sah PERSIJA
JAKARTA. Padahal yang perlu diketahui, PERSIJA JAKARTA bukanlah tim yang
dimiliki oleh sekelompok orang, atau bahkan oleh suatu naungan
Perusahaan besar, bukan juga milik PEMDA DKI Jakarta. PERSIJA adalah
milik dari 30 klub Internal yang merupakan pendiri dari PERSIJA JAKARTA.
Sesungguhnya
PERSIJA tidak mengalami apa yang disebut dualisme, tapi memang ada
sekelompok orang yang mencoba menzolimi PERSIJA bahkan bisa dikatakan
ingin “menguasai” PERSIJA. Orang-orang tersebut adalah orang-orang lama
PERSIJA yang tahun lalu “BERKHIANAT” keluar dari jajaran kepengurusan
PERSIJA dan mendirikan klub Jakarta FC. Mereka adalah Hadi Basalamah,
Bambang Sucipto,Sony Sumarsono dkk. Gw gak mau bahas tentang
kronologisnya, karena bisa dibaca disini .
Seperti yang
gw bilang sebelumnya, PERSIJA JAKARTA sesungguhnya tidaklah memiliki
masalah dualisme. Masalah ini dimulai saat PSSI mengumkan bahwa mereka
akan memulai kompetisi apa yang mereka sebut Liga Profesional. Para
klub-klub diwajibkan mendaftarkan klub mereka masing-masing dengan
segala syarat-syarat yang berlaku. PERSIJA sebelumnya telah melakukan
Rapat Umum Anggota yang diikuti oleh 21 klub internal PERSIJA (9 klub
mendapat penghapusan anggota dari Toni Tobias) pada tanggal 30 Juli
2011. Dalam rapat itu memutuskan secara SAH, sekali lagi secara SAH
bahwa kepemimpinan Toni Tobias telah berakhir. Dan melalui voting Ferry
Paulus secara mutlak mendapatkan 14 suara dari 21 suara. Tidak hanya itu
Toni Tobias pula sudah menandatangani hasil Rapat Umum Anggota
tersebut. Maka dari itulah Ferry Paulus adalah ketua umum PERSIJA
JAKARTA yang sah menurut rapat umum anggota. Sebagai ketua umum PERSIJA,
maka Ferry Paulus mendaftarkan PERSIJA JAKARTA untuk mengikuti
kompetisi di bawah PT PERSIJA JAYA JAKARTA (PT yang menjadi
administrator PERSIJA tahun lalu). Hal itupun didukung dari surat edaran
PSSI kepada klub-klub pada tanggal 6 agustus 2011, mereka menyebutkan
bahwa banyak klub di Indonesia belum menjadi badan hukum. Hanya ada 6
klub yang menjadi badan hukum, salah satunya adalah PERSIJA JAKARTA
dengan badan hukum PT PERSIJA JAYA JAKARTA.
Masalah dimulai saat
pendaftaran klub ditemukan ada 3 PT yang mendaftarkan PERSIJA untuk
mengikuti kompetisi musim depan. WOW sungguh mengejutkan. Mereka adalah
PT PERSIJA JAYA JAKARTA yang secara sah dari Rapat umum anggota 30 Juli,
lalu ada PT PERSIJA JAKARTA yang dikomandoi Toni Tobias MANTAN ketua
umum PERSIJA yang telah berakhir masa jabatannya terhitung dari hasil
rapat umum anggota tanggal 30 juli, yang terakhir adalah PT PERSIJA JAYA
di bawah komando Hadi Basalamah.
Seiring berjalannya waktu PT
PERSIJA JAKARTA di bawah komando Toni Tobias tidak lagi ngotot untuk
tetap menjadi administrator PERSIJA. Karena dari hasil verivikasi PSSI
PT PERSIJA JAYA JAKARTA mendapatkan nilai 90,1 , sedangkan PT PERSIJA
JAKARTA mendapatkan nilai 14 dan PT PERSIJA JAYA mendapat nilai 11. Lalu
PSSI melakukan mediasi yang menurut gw hanyalah akal-akalan mereka agar
PT yang mendapat nilai 11 bisa dimerger dengan PT yang mendapat nilai
90,1. Menurut gw pemaksaan merger secara halus. Karena PT PERSIJA JAYA
JAKARTA (yang SAH) telah memiliki segalanya, makanya mereka mendapat
nilai 90,1. Pemaksaan merger dimulai ketika PT PERSIJA JAYA JAKARTA
menolak melakukan merger. Karena PT PERSIJA JAYA JAKARTA merasa yakin
mampu membiayai dan menjadi administrator PERSIJA. Mengapa tidak mau
merger ?? nanti akan gw jelasin di tulisan gw berikutnya. Karena PT
PERSIJA JAYA JAKARTA menolak merger, maka PSSI mengancam tidak akan
mengikutsertakan PERSIJA JAKARTA pada kompetisi musim depan. Dan ini
adalah kekonyolan PSSI yang sangat teramat konyol. Karena jelas tertulis
dalam statuta bahwa yang menjadi anggota PSSI adalah klub, yaitu
PERSIJA JAKARTA. Bukanlah PT yang menaunginya. Ini jelas pemaksaan
merger secara halus.
Selama masa itu PT PERSIJA JAYA JAKARTA terus
mempersiapkan tim yang akan berlaga pada musim depan. Dengan mengontrak
pemain-pemain lama seperti Ikon PERSIJA Bamabang Pamungkas, Ismed
Sofyan, Leo Saputra, Oktavianus, Amarzukih, Ramdhani, Hasyim Kipuw,
Nanak, Agus Indra, Andretany ditambah muka-muka baru seperti Johan
Juansyah, Dirga Lasut, Galih Sudaryono, Rahmat Affandi dan legiun asing
seperti Robertinho Pugliara, Pedro Javier dan Fabiano Beltrame. Selain
itu juga nampaknya PSSI terus mencari celah agar orang-orang LPI
tersebut dibawah bendera PT PERSIJA JAYA dapat masuk ke manajemen
PERSIJA. Mereka terus-terusan mengancam PERSIJA tidak akan mengikuti
kompetisi dan terus melakukan pemaksaan merger secara halus. Selain itu
PSSI juga ingin agar salah satu pihak menyertakan surat dari gubernur
Jakarta. Hal ini jelas salah. Karena seperti tadi sudah gw bilang kalau
PERSIJA bukanlah punya PEMDA DKI JAKARTA. Tapi biar begitu surat dari
PEMDA DKI dalam hal ini surat dari walikota Jakarta Pusat (karena
PERSIJA adalah wewenang Jakarta pusat). Surat tersebut merestui PT
PERSIJA JAYA JAKARTA di bawah Ferry Paulus lah yang SAH.
Dan pada
puncaknya tanggal 30 oktober PSSI secara lisan menunjuk PT PERSIJA JAYA
sebagai Administrator PERSIJA musim depan. WHAT???? Keputusan konyol dan
tolol menurut gw. PSSI menunjuk PT yang hanya mendapat nilai verifikasi
11 poin dibanding PT yang mendapat nilai 90,1 poin. Kemenangan kubu
Hadi Basalamah ini tidak lepas dari sekelompok orang yang gw bilang
diatas. Sekelompok orang yang ingin menguasai PERSIJA dan mengeruk
keuntungan dari klub besar seperti PERSIJA. Dan itu semua diputuskan
hanya melalui penunjukan sesaat oleh PSSI. Lalu buat apa ada verifikasi
dan juga surat dari PEMDA kalau hasilnya hanya penunjukan sepihak
seperti itu. Yang terpenting adalah PERSIJA adalah milik klub-klub
internal, bukanlah milik PSSI. Kenapa harus PSSI yang menentukan siapa
yang akan menaungi PERSIJA musim depan. Padahal dari RUA tanggal 30 juli
sudah diputuskan secara SAH sekali lagi secara SAH bahwa PERSIJA di
ketuai oleh Ferry Paulus di bawah bendera PT PERSIJA JAYA JAKARTA.
Keputusan
konyol tersebut tidak lain tidak bukan karena PSSI telah diisi oleh
para kancut-kancut jenggala. Para penjilat pantat apa yang mereka sebut
konsorsium. Gw mau ambil statement bang ucup di twitter, kalo PSSI dulu
tuh diisi sama bangsat-bangsat yang ngerti cara ngurus organisasi,
sedangkan PSSI sekarang tuh diisi sama BANGSAT-BANGSAT yang gak ngerti
ngurus organisasi. Mereka hanya mementingkan kelompoknya. Dan sudah
menjadi rahasia umum jika PSSI kini diisi oleh para bajingan-bajingan
LPI. Jelaslah sudah mereka menunjuk PT PERSIJA JAYA walau hanya memiliki
nilai 11. Karena Hadi Basalamah dkk adalah antek-antek Jenggala dengan
klubnya Jakarta FC. Perlu diketahui kalau PT PERSIJA JAYA saat itu tidak
memiliki kontrak pemain, tidak memiliki homebase, tidak memiliki
pelatih, bahkan tidak memiliki stadion. Bagaimana mungkin mereka yang
seperti itu ditunjuk sebagai administrator? Mau melaksanakan
pertandingan dimana mereka? Sudah gila kah PSSI !!!
Para PERSIJA
LOVERS tidak tinggal diam melihat timnya dizolimi seperti ini. Berawal
dari jejaring sosial Twitter dengan hastag #savePERSIJA selain di
twitter juga melalui status BBM dan juga Facebook. Tidak hanya melalui
dunia maya Para komunitas The Jakmania ini melakukan aksi damai di depan
kantor PSSI. kami berharap PSSI masih mempunyai hati nurani. Karena
kami hanya menuntut kebenaran. kami menuntut adanya keadilan. kami tidak
terima tim kesayangannya disusupi oleh para penjilat pantat konsorsium.
Dalam aksi tersebut tidak satu pun pengurus PSSI mau menemui The
Jakmania. Hal itu menunjukan bahwa PSSI sendiri takut. Nah kalau PSSI
merasa tidak melakukan kesalahan mengapa mereka harus merasa takut
melakukan dialog dengan The Jakmania. BERANI KARENA BENAR TAKUT KARENA SALAH.
Dan
secara resmi PT PERSIJA JAYA JAKARTA sebagai PERSIJA yang asli telah melakukan somasi ke PSSI
agar PSSI menarik kembali keputusan lisannya tersebut. Kalau tidak, maka
PERSIJA yang ASLI tersebut akan mengadukan PSSI ke POLDA metro jaya dan
pengadilan Negri. Semoga kebenaran akan terungkap.
Ikon PERSIJA Jakarta Bambang Pamungkas pernah menyatakan “PERSIJA adalah klub besar, sampai kapanpun akan tetap besar.”
Bagi
mereka PERSIJA seperti tambang emas, dimana mereka dapat mengeruk
kekayaan di PERSIJA, tapi bagi kami PERSIJA adalah simbol kebanggaan
kami. JANGAN USIK PERSIJA KAMI
#savePERSIJA
No comments:
Post a Comment