Monday, May 23, 2011

Gw, PERSIJA dan The Jakmania "PERSIJA sampai mati" (part 2)

by: Panji Eka Sapta, 23 Mei 2011


Setelah kepergian orang yang memperkenalkan PERSIJA ke gw, yaitu OPA gw, petualangan gw sebagai supporter PERSIJA terus berlanjut, salah satunya adalah pertandingan yang sangat membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. yaitu saat PERSIJA vs persib di stadion Lebak Bulus tanggal 16 agustus 2007 dimainkan pada hari biasa. gw dan kawan-kawan memutuskan madol tidak masuk sekolah karena kami sadar pasti stadion sudah penuh 2 jam sebelum pertandingan, dan tidak mungkin kalo kami berangkat setelah selesai sekolah. Inilah yang pada akhirnye gw rasa sebagai “demi PERSIJA apapun kulakukan.” Benar saja dugaan kami, jam 2 siang tiket sudah sold out. Untungnya kami sudah memegang tiket. Dan masuk ke stadion jam 2 lewat. Panas terik matahari kala itu sungguh luar biasa. Di tribun timur  suporter kami merasakan betapa galaknya matahari selama 1 jam penuh kami menyanyikan “The Jakmania beraksi.. walau panas terik matahari.. berjuta kali PERSIJA beraksi......” dengan penuh semangat seakan tak merasakan betapa panas hingga gerahnya saat itu. Akhirnya kami bersorak saat para pemain PERSIJA masuk ke lapangan untuk pemanasan. Ditambah lagi saat itu terjadi Jebolan suporter sehingga pertandingan sempat ditunda 30 menit unntuk menggiring para The Jak ke tribun yang biasa ditempati suporter tim tamu. Tak sia-sia perjuangan kami akhirnya pada pertandingan itu PERSIJA menang melalui gol tunggal Agus Indra. Saat itu juga terjadi insiden di tribun kami saat seorang suporter kami melakukan lemparan terhadap sayap Persib sony kurniawan yang tepat mengenai kepalanya. Hal itu dikarenakan musim sebelumnya sony adalah punggawa PERSIJA.

Sunday, May 22, 2011

Gw, PERSIJA dan The Jakmania "seorang supporter kecil" (part 1)

by Panji Eka Sapta, 22 mei 2011 

Panji kecil adalah anak yang ceria dan emang sangat suka bola. Mungkin emang turunan dari keluarga nyokap yang penggila bola. Mulai dari OPA gw yang dulu “katanye” pelatih klub galatama Kramayudha. Dan gw juga sering diceritain dulu saat kakek gw ngelatih kramayudha seluruh keluarga bahkan sekelurahan (Kampung Bali) tanah abang di angkut naek bis buat nonton pertandingan. Dengan berbagai cerita itulah gw mengenal sepakbola. Ditambah lagi didukung faktor lingkungan. Temen-temen sepermaenan gw juga suka sepakbola. Gw besar di kota bambu. Emang di lingkungan rumah gw gak ada lapangan bola, jadi kami harus dengan terpaksa maen di jalan atau bahkan di dalem gang. Tapi namanye juga anak kecil demen bola, maen dimane juga seru.