Friday, September 9, 2011

Supporter Kampungan?????


@bepe20: “Supporter bagaikan air es bagi diri saya, air es memang tidak selalu baik bagi kesehatan. Akan tetapi satu hal yang pasti, air es akan selalu memberikan kesegaran di saat saya merasa kegerahan, haus dan dahaga”
Setelah mengalami euforia yang begitu besar pecinta sepakbola Indonesia kembali dihadapkan pada hal yang sulit, yaitu menjaga euforia tersebut. Yaa selama 1 bulan penuh pagelaran AFF Cup Desember 2010 lalu, nyaris sepakbola menjadi bahan pembicaraan tiap hari.sepakbola kembali menjadi bahan yang di ekspose secara besar-besaran oleh para wartawan. Dan yang menjadi bahan ekspose tersebut adalah para pemain, pelatih bahkan jajaran petinggi PSSI dan yang tidak terlupakan adalah para SUPPORTER Timnas.
Yaa supporter Timnas menurut gw adalah salah satu yg paling fanatik di dunia. Untuk urusan ini, kita bolehlah disejajarkan dengan para Supporter Inggris, Italia, Argentina dan Brazil. Di Asia Fanatisme supporter terbear mungkin ada di antara INDONESIA, Jepang, dan Korea Selatan. Hal inilah yang patut kita banggakan kawan. Kita memiliki pemain ke 12 yg sangat Luar Biasa. Yang sangat fanatik, yang sangat atraktif untuk selalu mendukung sang pahlawan lapangan hijau. Bahkan sekaliber pelatih iran Carloz Quieroz yang notabene pelatih terkenal dan berkelas INTERNASIONAL sangat menakuti fanatisme para supporter INDONESIA saat nanti Iran akan bertandang ke GBK.

Ini hanya sekedar Intermezo betapa fanatiknya supoorter kita. Saat pagelaran AFF Cup Desember lalu gw bertemu banyak sekali yang reloa berkorban tidak hanya tenaganya, tapi juga waktunya serta harta yang dimilikinya. Sebagai contoh pada waktu semifinal AFF Cup leg 2 vs Filipina gw sempet ngobrol sama seorang supporter dari daerah jawa timur, ia rela menginap di pelataran masjid Al Bina hanya untuk menonton Timnas itu dengan modal menjual ternaknya sebagai modal makan, dan tiket serta transportasi ke Jakarta. Dan saat Final  AFF Cup gw sendiri yg ngerasain dateng jam 1 malem dan tidur beralaskan aspal parkir timur senayan untuk ngantri beli tiket bersama ribuan upporter lainnya. WOW betapa Fanatiknya Kita akan Timnas kita.
Namun kemarin tanggal 6 September 2011 kita kembali diujin apa itu fanatik. Yaa saat timnas kita tertinggal 0-2 dari Bahrain dan pertandingan sempat berhenti karena ulah beberapa oknum supporter yang menurut banyak orang KAMPUNGAN karena menyalakan kembang api. Lalu apakah supporter yang menyalakan kembang api bisa kita sebut kampungan? MUNGKIN itu bentuk kekecewaan dari para supporter. Mereka sudah menyiapkan perayaan kemenangan, tapi timnas justru keok di tangan bahrain. Jadilah kembang api yang sudah disiapkan dipasang saat pertandingan. Dan saat PANPEL mengajak untuk tidak menyalakan kembang api, justru semakin banyak kembang api yang dinyalakan. Hal tersebut merupakan bentuk perlawanan dan ketidaksetujuan para supporter dengan yang terjadi pada sepakbola Indoneia.
Lalu menurut gw ada 1 lagi yang kampungan adalah para Supporter TV yang menghujat para Supporter Timnas di GBK. Yaa mereka tidak tau apa yang kami rasakan. Mereka hanya bisa berceloteh, menghujat kami dari satu sisi. Perjuangan kami untuk mendukung timnas seakan tidak ada artinya oleh mereka. Gw gak menyalahkan siapapun, baik itu yang menyalakan kembang api ataupun yang menghujat. Tapi ayolah coba sama-sama mengerti. Untuk yang menyalakan kembang api cobalah menahan diri walaupun pada hakikatnya supporter berhak membawa apa saja ke dalam stadion, dengan catatan petugas keamanan juag berhak melakukan sweeping terhadap benda-benda yang tidak diperbolehkan di dalam stadion. Gw sangat mengerti perasaan kecewa kalian. Dan gw rasa juga menyalakan kembang api di stadion kala itu bukan dikarenakan hasil minor yang diterima. Banyak alasan yang seungguhnya hanya kami yang merasakannya. Dan untuk “The real Supporte TV” cobalah kalian rasakan bagaimana perjuangan kami mendukung timnas. Kalian yang dengan nyaman duduk di sofa empuk dan dengan cemilan sangatlah jauh berbeda dengan kami yang terus bernyanyi mendukung Timnas di stadion tentunya dengan perjuangan ekstra kuat mendapatkan tiket.
Gw nulis gini bukanlah sebagai pembelaan, tapi ada banyak yang kalian tidak ketahui tentang supporter INDONESIA. Banyak yang bilang kampungan, tapi bagi gw yang kampungan justru para supporter dadakan yang secara tiba-tiba rame sendiri dan sok tahu tentang timnas. Bagi gw mereka justru lebih kampungan saat mereka berfoto-foo di GBK, saat mereka mengeluh ngantri tiket, saat mereka kebingungan nyari toilet di GBK, saat mereka bertiak-teriak histeris yang lebay waktu nonton, dan yang parah saat timnas kalah mereka justru pulang sebelum pertandingan usai menghujatnya. mereka lebih kampungan daripada kami. Bagi gw supporter INDONESIA tidaklah kampungan. Kita memiliki fanatisme yang sangat besar serta loyalitas yang tak terbatas untuk mendukung TIMNAS. Menang-kalah kami tetap bangga, karena inilah TIM KEBANGGAAN KAMI.
Mengutip quote sang kapten BAMBANG 20 PAMUNGKAS “One faith, one flag, one mission, one heart and one love for INDONESIA..”

No comments:

Post a Comment