Wednesday, August 3, 2011

I am Proud to be an Jakartan

“dimana lagi ada komunitas di Jakarta yang dengan bangga bilang “Gw Anak Jakarta”, Cuma The Jakmania kan??”
itu adalah kata-kata bung ferry yang menjadi inspirasi gw buat menulis ini.
Jakarta.. ahhh... Jakarta...
Kenape banyak sekali orang yang selalu mengeluh akan dirmu? Kenape banyak sekali orang yang menghujatmu? Tapi anehnya kenape BANYAK SEKALI orang yang berdatangan dari berbagai daerah untuk mencari sebuah kehidupan yang lebih baik di dirimu?
Yesss itulah dilema, saat mereka menghujatmu karena kemacetan, banjir, kriminalitas, polusi dll yang ada pada Jakarta, tapi tanpa mereka sadari merekalah yang membuat atau menyebabkan itu semua pada kota gw tercinta.
Gw bukanlah orang yang kalo berpergian dengan kendaraan pribadi, dengan begitu gw dapet banyak pelajaran kehidupan. Pelajaran yang gw dapet adalah alami dan tidak dibuat-buat manusia, karena gw mengambil pelajaran tersebut dari berbagai hal yang terjadi di jalanan, dan itu alami tidak dibuat-buat.
Di Jalanan gw melihat bagaimana banyak orang bisa mengeluh akan kemacetan di jakarta, bahkan mengumpat salah satu pihak, atau bahkan tingkah laku egois dari para supir angkutan umum yang dengan seenak jidatnye memarkir kendaraan mereka sembarangan, atau yang paling gw benci adalah saat kemacetan ada motor yang naek ke trotoar yang bisa menyebabkan gw dan pejalan kaki laen harus ikut mengantri macet. Itu dari sisi kemacetan, dari sisi banjir, jangan di tanya lah.. banyak sekali rumah-rumah yang tidak seharusnya ditempai, yaitu di pinggiran kali. Mayoritas disini masyarakat menggunakan tanah milik pemerintah, sedangkan saat terjadi pergusuran justru mereka yang merasa haknya diambil. Padahal yang mereka tempati adalah miliki yang tak boleh ditempati. Sesungguhnya masih banyak lagi hal lain yang sangat amat membuat gw geram akan masyarakat di Jakarta ini. Salah satunya ada seorang bapak bertampang sangar melanggar peraturan dan tertangkap kamera salah satu acara stasiun TV. Bukannya mengakui kesalahannya sang bapak dengan logat khas daerahnya marah-marah akan kelakuannya yang dianggapnya benar. Padahal jelas-jelas apa yang ia lakukan akan merugikan orang sekitarnya. Seakan YANG PUNYA JAKARTA sang bapak berkata dengan nada tinggi sambil berteriak menantang host, reporter dan petugas yang menegurnya. “APA?? MAU APA KAU?? DI SINI (Jakarta) AKU TAK TAKUT SAMA SIAPAPUN !!”
Jadi bisa gw pertanyakan adilkah bagi JAKARTA dengan segala hujatan kalian padahal kalian sendirilah yang menyebabkan JAKARTA demikian??
Gw asli anak jakarta tapi justru terusir tinggal di citayem. Sama seperti anak jakarta lainnya. Banyak sekali warga betawi yang notabenya warga asli JAKARTA justru menempati daurah perbatasan dengan Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang dan Bogor. Dan jakarta yang gw cinta ini sekarang bisa dibilang mayoritas ditinggali oleh para pendatang. Dalam hal ini gw gak menyalahkan para pendatang akan kebrobrokan yang terjadi di kota gw tercinta ini. Tapi gw MOHON DENGAN SANGAT jangan lagi menghujat kota gw ini. Karena juga sebagian besar kerusakan di jakarta disebabkan oleh kalian. Jadi kalo kalian rasa Jakarta udah gak nyaman lagi untuk ditinggali, silahkan balik lagi ke kampung kalian. Tapi kalian juga kembali berfikir apa yang akan kalian lakuakan di kampung kalian nanti?
Yaa Jakarta sudah mempersembahkan atau menyiapkan segala yang dapat membuat berbagai keahlian kalian berguna dan menghasilkan uang demi kehidupan kalian. Jadi apa yang sudah kalian berikan pada jakarta?
Mengutip kata-kata seorang yang gw hormati bahwa “Gue selalu bilang, di Jakarta orang datang untuk mencari uang, mereka tidak datang untuk coba jadi bagian dari kota ini, jadikan kota ini sebagai kampungnya….tanah airnya yang pantas mereka bela,”
Yaa memang begitulah adanya. Banyak kok teman-teman gw yang sesungguhnya lahir di Jakarta tetapi orang tua mereka asli dari daerah misalnya medan, padang, palembang, sunda, jawa, makasar dll dengan bangganya mengaku bahwa sebagai putra daerah. Padahal dari ia lahir, sampai beranjak dewasa bahkan meninggal tinggal di Jakarta. Mereka gak pernah mau menjadi bagian dari Jakarta. Mereka sibuk akan identitas mereka. Dan pribadi gw sama sekali gak menyalahkan hal demikian.  
Yaa itu adalah hak tiap orang akan kebanggaanya pada sesuatu. Walau lu lahir dan besar di Jakarta, tapi lu berhak bilang gw asli medan, awak urang minang, sunda jiwa aing dll seperti halnya mereka, walau gw tinggal di bogor, tapi dengan bangga gw bilang “Gw Anak Jakarta” dan gw bangga akan hal itu. Dan yang perlu digaris bawahi gw gak menyalahkan kalian akan kebanggan kalian, dan juga tidak memaksa kalian untuk menjadi Jakartans.
Dari berbagai permasalahan yang ada di Jakarta, gw tetep bangga karena gw anak Jakarta. Gw cinta Jakarta, dan yang lebih lebih dari itu semua Jakarta punya PERSIJA. Dan PERSIJA menjadi salah satu alasan gw bilang “I am Proud to be an Jakartan”
Kembali lagi mengutip kata-kata seseorang yang gw hormati “tak terbersit keinginan di hati ini untuk menukar kembali kewarga kotaan saya dengan kota lain, di perbatasan sekalipun”
“Gw tinggal di CITAYEM dan gw Bangga bilang GW ANAK JAKARTA”

By: @Panjiest

No comments:

Post a Comment