Wednesday, February 8, 2012

The New Generation of PERSIJA Jakarta


Memulai musim 2011-2012 PERSIJA Jakarta, klub kebanggaan warga Jakarta dan The Jakmania ini dilanda berbagai masalah internal. Dengan adanya keputusan PSSI yang “merestui” mereka yang bukan PERSIJA Jakarta menjadi PERSIJA Jakarta. Hal tersebut sangatlah mempengaruhi kondusifitas tim dan manajemen. tapi gw gak mau membahas masalah ini, karena semua orang juga tahu, yang mana #RealPERSIJA sesungguhnya. Gw justru mengapresiasi tinggi terhadap jajaran manajemen yang tetap solid hingga kini memperjuangkan kebenaran. Apresiasi tinggi gw berikan juga terutama kepada para punggawa macan kemayoran yang tetap loyal terhadap tim dengan warna khas oren ini.
Yaa menurut gw persiapan tim PERSIJA Jakarta untuk musim ini tidaklah buruk, walau kehilangan berbagai bintang-bintang yang dapat membawa PERSIJA menduduki posisi 3 musim lalu, tapi manajemen juga melakukan perekrutan pemain yang sesuai kebutuhan tim. Dengan adanya aturan dilarangnya dana APBD bagi klub, maka tindakan manajemen merekrut pemain-pemain muda merupakan langkah jitu. Pemain muda bertalenta dan mempunyai prospek perkembangan yang cerah ke depannya disinyalir dapat menyehatkan keuangan klub dibanding berisikan pemain dengan gaji selangit.
Perekrutan Johan Juansyah untuk menempati posisi yang ditinggali greg ke Pelita merupakan langkah awal yang tepat. Kepergian M.Ilham, Tony.S, Agus Indra ke klub lain pun diisi dengan baik dengan perekrutan Robertinho Pugliara yang menjadi jendral lini tengah yang mumpuni. Dengan dipertahankannya Ramdhani, Oktavianus, Hasim Kipuw serta Amarzuki juga dapat menempati pos-pos yang ditingali para bintang sebelumnya. Serta perekrutan Rahmad Affandi, pemuda asli Jakarta untuk menempati pos yang ditinggali Aliyudin juga perekrutan tepat, mengingat usia Fandi yang masih muda dibanding Ali. Langkah manajemen untuk merekrut para pemain dari kompetisi internal PERSIJA adalah langkah yang bagi gw sangat baik. Inilah saatnya PERSIJA Jakarta tidak melulu mendatangkan pemain berlabel bintang bergaji mahal. Tapi juga mencetak pemain muda bertalenta tinggi menjadi bintang masa depan PERSIJA dan timnas Indonesia juga tentunya. Rudy “bogel” Setiawan,  Delton Stefano, Fahreza Agamal yang merupakan pemain muda asli binaan PERSIJA sudah menunjukan kemampuannya di pentas ISL. Dan kemampuan mereka tidaklah mengecewakan bahkan mampu menyaingi pemain-pemain berpangalaman di ISL. Pemain-pemain muda yang dimiliki PERSIJA juga ada yang berlabel timnas yang berhasil mengantarkan timnas Indonesia meraih medali perak di SEA GAMES lalu, Andrytani, Hasim Kipuw dan Ramdhani Lestaluhu mampu menjadi tumpuan timnas kala itu. Tidak lupa juga ada Johan Juansyah dan Nanak Ngurah Wahyu yang ada di daftar tunggu. Sayangnya karena  adanya masalah internal, ada beberapa pemain muda yang lepas dari incaran manajemen seperti Mahardiga Lasut dan Ardan Aras.
PERSIJA dengan segala pemain muda yang masih fresh sangat membutuhkan pemain-pemain senior untuk membimbing mereka dan menularkan segala pengalaman yang mereka miliki untuk menjadikan mental bertanding mereka menjadi lebih baik. Di PERSIJA ada nama sekelas Bambang Pamungkas yang menjadi kapten di tim. Selain BEPE panggilan akrab Bambang Pamungkas, ada juga Ismed Sofyan dan Leo Saputra. Para pemain senior ini dapat menjadi pembimbing dan penyemangat bagi para pemain muda yang PERSIJA miliki. Tak hanya pemain senior untuk menularkan pengalamannya pada para pemain muda PERSIJA, peain asing yang dimiliki juga dapat menularkan pengalamannya selama membela beberapa klub di dunia sepanjang karir mereka. PERSIJA memiliki Robertinho, Pedro, Fabiano, dan Precious yang kemampuannya tak usah diragukan lagi.
Melihat performa PERSIJA dari awal pertandingan peringatan 83 tahun PERSIJA sampai pertandingan kemarin saat tandang ke pekanbaru, dalam lanjutan ISL menghadapi PSPS Pekanbaru, 1 hal yang gw lihat sangat membuat gw terkeasan. Pemain-pemain berjuang di lapangan demi PERSIJA, mereka bermain dengan hati. Karena itulah semangat juang para pemain-pemain muda seperti Ramdhani, Oktavianus, Amarziki, Johan Juansyah dan Rudy Setiawan yang diturunkan pada pertandingan tersebut menjadi berlipat-lipat ganda. Gw setuju pendapat coach Iwan Setiawan kalo para pemain berjuang dengan hati demi nama PERSIJA. Lihat pertandingan-pertandingan sebelumnya saar menghadapi SFC, walau dengan 9 pemain, tapi PERSIJA dapat memberikan perlawanan dan mempersulit tuan Rumah. Gw juga sependapat dengan coach Iwan Setiawan. Waktu beliau di wawancarai via telepon dalam RRI Pro 2 FM, siaran JFC, beliau mengatakan: PERSIJA di tahun 2001  dapat meraih juara di karenakan semua pemain bekerja dan berjuang demi PERSIJA dengan sepenuh hati. Padahal kala itu PERSIJA hanya dilatih Sofyan Hadi. Inilah yang coba diulangi oleh coach Iwan.
Gw yakin kemampuan Ramdhani, Hasim, Fandi, Amarzuki, Oktav, Johan, Alan, Reza, Delton, Rudi dan para macan muda lainnya dapat berkembang pesat melalui kompetisi serta tim yang sagat kompetitif seperti di ISL ini. Mereka memiliki segalanya untuk menjadi seperti atau bahkan melebihi dari para seniornya. Mereka adalah aset berharga yang dimiliki PERSIJA. Inilah era baru PERSIJA. Dengan para pemain baru yang masih muda belia dengan semangat juang tinggi dan haus akan prestasi gw yakin PERSIJA dapat berpeluang juara di ISL. Dengan pemain muda, seperti kata sang kapten Bepe berpendapat dalam suatu kesempatan, “kalau tim yang memiliki banyak pemain muda, akan memiliki prospek yang cerah ke depannya”. PERSIJA tentunya tidak hanya berbahaya di musim ini saja. Karena bakat dan talenta para macan muda ini dapat terus berkembang di tiap pertandingan dan tiap musim kompetisi. Marilah kita support bersama  “The New Generation of PERSIJA Jakarta”. Untuk PERSIJA, Untuk Jakarta, Untuk Jakmania dan Untuk Sepakbola INDONESIA di masa sekarang dan masa depan juga tentunya.



No comments:

Post a Comment